Wellcome to my blog, a blog with the themes of monivation, philosophy of life, and inspiring stories... Discover your life spirit here..!!

Tentang Saya

My Photo
Tangerang, Indonesia
Seorang mahasiswa yang tertarik dengan filosofi kehidupan, Studying Akuntansi Pemerintahan STAN, Contact: 085717611514 / @khairul_amri_d / Fb: Khairul Amri Dalimunthe

Pelajaran Hidup di Stasiun Jatinegara

| Sunday, March 13, 2011 |
Readers


Iseng-iseng searching kisah-kisah inspiratif di internet. Dan saya menemukan sebuah coretan dari mas Dani. Coretan yang menggugah perasaan. Langsung saja ini ceritany.
Ketika pulang tugas audit dari surabaya Kereta Argo angrek yang saya tumpangi dari Stasiun Pasar turi surabaya perlahan-lahan memasuki stasiun Jatinegara. Para penumpang yang akan turun di Jatinegara saya lihat sudah bersiap-siap di depan pintu, karena sudah di jemput oleh keluarga. suasana jatinegara penuh sesak seperti biasa.

Sementara itu, dari jendela, saya lihat beberapa orang porter/buruh angkut berlomba lebih dulu masuk ke kereta yang masih melaju. Mereka berpacu dengan kereta, persis dengan kehidupan mereka yang terus berpacu dengan tekanan kehidupan kota Jakarta. Saat kereta benar-benar berhenti, kesibukan penumpang yang turun dan porter yang berebut menawarkan jasa kian kental terasa. Sementara di luar kereta saya lihat kesibukan kaum urban yang akan menggunakan kereta. Mereka kebanyakan berdiri,karena fasilitas tempat duduk kurang memadai. Sebuah lagu lama PT. KAI yang selalu dan selalu diputar dengan setia.
Tiba-tiba terdengar suara anak kecil membuyarkan keasyikan saya mengamati perilaku orang-orang di Jatinegara. Saya lihat seorang bocah berumur sekitar 10 tahun berdiri disamping saya. Kondisi fisiknya menggambarkan tekanan kehidupan yang berat baginya.
Kulitnya hitam dekil dengan baju kumal dan robek-robek disana-sini. Tubuhnya kurus kering tanda kurang gizi. “Ya?” Tanya saya kepada anak itu karena saya tadi konsentrasi saya melihat orang-orang di luar kereta. “Maaf, apakah air minum itu sudah tidak bapak butuhkan ?” katanya dengan penuh sopan sambil jarinya menunjuk air minum di atas tempat makanan dan minum samping jendela. Pandangan saya segera mengikuti arah telunjuk si bocah. Oh, air minum dalam kemasan gelas dari katering kereta yang tidak saya minum. Saya bahkan sudah tidak peduli sama sekali dengan air itu. Semalam saya hanya minta air minum dalam kemasan gelas untuk jaga-jaga dan menolak nasi yang diberikan oleh pramugara. Perut saya sudah cukup terisi dengan makan di rumah.
“Tidak. Mau ? Nih…” kata saya sambil memberikan air minum kemasan gelas kepada bocah itu. Diterimanya air itu dengan senyum simpul. Senyum yang tulus.
Beberapa menit kemudian, saya lihat dari balik jendela kereta, bocah tadi berjalan beririringan dengan 3 orang temannya. Masing-masing membawa tas kresek di tangannya. Ke empat anak itu kemudian duduk melingkar dilantai emplasemen. Mereka duduk begitu saja. Mereka tidak repot-repot membersihkan lantai yang terlihat kotor. Masing- masing kemudian mengeluarkan isi tas kresek masing-masing.
Setelah saya perhatikan, rupanya isinya adalah “harta karun” yang mereka temukan di atas kereta. Saya lihat ada roti yang tinggal separoh, jeruk medan, juga separuh; sisa nasi catering kereta, dan air minum dalam kemasan gelas !
Selanjutnya dengan rukun mereka saling berbagi “harta karun” temuan mereka dari kereta. Saya lihat bocah paling besar menciumi nasi bekas catering kereta untuk memastikan apakah sudah basi atau belum. Tanpa menyentuh sisa makanan, kotak nasi itu kemudian disodorkan pada temannya. Oleh temannya, nasi sisa tersebut juga dibaui. Kemudian, dia tertawa dengan penuh gembira sambil mengangkat tinggi-tinggi sepotong paha ayam goreng. Saya lihat, paha ayam goreng itu sudah tidak utuh. Nampak jelas bekas gigitan seseorang.
Tapi si bocah tidak peduli, dengan lahap paha ayam itu dimakannya. Demikian juga makanan sisa lainnya. Mereka makan dengan penuh lahap. Sungguh, sebuah “pesta” yang luar biasa. Pesta kemudian diakhiri dengan berbagi air minum dalam kemasan gelas !
Menyaksikan itu semua, saya jadi tertegun. Saya lihat sendiri persis di depan mata, potret anak-anak kurang beruntung yang mencoba bertahan dari kerasnya kehidupan. Nampaknya hidup mereka adalah apa yang mereka peroleh hari itu. Hidup adalah hari ini. Esok adalah mimpi dan misteri.
Cita-cita ?
Masa Depan ? Lebih absurd lagi.

Bagi saya pribadi, pelajaran berharga yang saya petik adalah, bahwa saya harus makin pandai bersyukur atas segala rejeki dan nikmat yang diberikan oleh Tuhan. Dan tidak lagi memandang sepele hal yang nampak sepele, seperti misalnya: air minum kemasan gelas. Karena bisa jadi sesuatu yang bagi kita sepele, bagi orang lain sangat berarti.
Gani


Related Post:



12 comments:

Fadli said...

@ motiveme : ini kunjungan balasan dr www.fadlysoft.blogspot.com
mengenai pertanyaan teman motiveme ..saya msh blm mengerti maksud anda?

M. Wiyono said...

bagus sob....lanjutkan visit a back

Khairul Amri Dalimunthe said...

@Fadli,A. Md
maaf mas, saya lupa di judul apa sy komen. Bisa di link judul post yg saya komentari?

Khairul Amri Dalimunthe said...

@M.Wiyono
oke mas...terima kasih

Anonymous said...

it's absolutely right friend ... :)

Khairul Amri Dalimunthe said...

@Anonymous

terima kasih atas kunjungan teman...

osa said...

semoga bermanfaat

Khairul Amri Dalimunthe said...

@osa
amin amin...

Muhammad Fakhrial Zld said...

keren postingnya...
koment sekalian follow.. bls follow sob
salam kenal

Khairul Amri Dalimunthe said...

@Muhammad Fakhrial Zld
thx sobh..ane uda follow ente...
sering2 main ke sini ya

dolspot said...

Nice post gan, sesuatu yang bagi kita sepele, bagi orang lain sangat berarti.

Khairul Amri Dalimunthe said...

@dolspot
bener bnggt gan, makany kita jngan menyepelekan hal2 yg kecil
Thx komenny

Post a Comment

TRANSLATE

Daftar Isi

Artikel Lain

 

TERBARU

SAHABAT MOTIVEME

GUEST BOOK


ShoutMix chat widget
DreamHost promo